Membedakan Murai Batu Balak Sabang, Lempuyang, Telo dan Silangan

Murai Batu (MB) Balak Sabang dan Lempuyang pamornya sedang naik. MB dari salah satu pulai di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) itu penggemarnya meningkat, diburu breeder dan kolektor MB di Indonesia. Tak ayal, harganya pun mulai melejit dan menjadi rebutan.

Belakangan, MB Balang Sabang dan Lempuyang makin sulit didapat. Selain sudah langkah dan pengawasanya sangat ketat, para breeder juga jarang yang membudidayakan MB asli Sabang atau Lempuyang. Kalaupun ada, anakannya yang dijual juga sangat mahal.

Di pasaran, MB Balak Sabang bahan harganya cukup mahal. Untuk ekor 20 cm up,di pasar tembus sampai Rp 10 juta. Untuk MB Lempuyang dengan ekor yang sama, harganya masih Rp 6,5 sampai Rp 8 juta. Harga MB diatas hampir dua kali lipat dari MB impor yang membanjiri pasaran. Sebagai perbandingan, MB Malaysia dengan ekor 22 sampai 23, harganya berkisar antara Rp 3,5 sampai Rp 5 juta. MB impor pun mudah didapat karena pedagang sering mendatangkan MB asal negeri jiran tersebut.

Selain balak Sabang dan Lempuyang, sebenarnya masih banyak lagi variasi MB Balak. Diantaranya adalah balak nias, balak telo dan balak Vietnam yang mulai masuk ke Indonesia. Balak Vietnam pun ekornya tak kalah panjang dari MB Aceh dan Malaysia.

Meski banyak variasi MB Balak, tetapi MB Balak Sabang paling diburu oleh kolektor MB dan peternak. MB Sabang memang mempunyai bentuk katuranggan yang indah.Postur badannya jumbo dengan ekor sekitar 18 sampai 22.Bahkan ada yang lebih, sampai berkisar 25 cm.

Power dan volume suara balak Sabang pun sangat kuat.Tak ayal, banyak MB keturunan Sabang yang moncer di lapangan. Nah, pamor MB Sabang yang sedang naik itu membuat penjual sering mengklaim dagangannya adalah MB Sabang, sehingga dijual dengan harga yang mahal.

Saya pernah ditawari penjual online, MB Betina Sabang. Dia mematok harga Rp 5 juta. Mulanya saya percaya kalau itu adalah MB Sabang. Setelah saya cek di temen Medan, ternyata MB yang dibawa itu ciri cirinya menyerupai balak lempuyang. Motif balaknya tumpuk. Berbeda dengan balak sabang, yang punya motif simeteris dan hitam putihnya terlihat memutus dan semakin keujung, semakin kecil.

Setelah saya cek dan menanyakan, teman saya yang memberi foto mengatakan kalau itu adalah balak lempuyang. Mungkin bagi kicaumania yang belum paham motif MB Sabang, maka dia dengan mudah membelinya dan mengklaim kalau punya indukan balak sabang.

Nah, yang perlu dipahami para kicaumania adalah membedakan antara MB Sabang, Lempuyang, Telo, Nias dan Silangan agar tidak tertipu. Beberapa ciri mendasar ada di MB Sabang yakni daun ekor cenderung lemas, lebar,kaki putih dan postur besar. Ciri utama yang membedakan adalah jumlah motif balak. Berdasarkan analisa saya dan hasil wawancara dengan beberapa pakar MB Sabang, motif balak sabang originial adalah balak empat dan enam. Coraknya semakin keujung semakin kecil, dengan motif balak tidak bertumpuk. Ada sela antara motif putih dan hitam di ekor MB.

Sedangkan untuk balak Lempuyang cenderung motifnya besar seperti kuku tangan.Daun ekor cenderung lurus. Ukuran motif balak lempuyang hampir sama dengan balak telo yang coraknya besar.Bedanya, balak telo ada motif segitiga dan ekornya tidak sepanjang balak lempuyang dan sabang.

Yang sering kita jumpai adalah balak silangan. Kadang, banyak penjual yang menawarkan barang dagangannya mengklaim balak sabang dengn jumlah motif balak delapan. Motif balaknya tumpuk dan corak putihnya besar. Besar kemungkinan kalau balak diatas enam itu adalah perkawinan silang.Bisa Sabang dengan telo, aceh atau medan. Jadi sudah bukan original lagi!!